Selasa, 07 November 2017

GREEN ARCHITECTURE

Green Architecture
LATAR BELAKANG




     Zaman yang sudah modern seperti saat ini, banyak sekali fasilitas yang sudah memadai. Dengan adanya kebutuhan yang serba instant, membuat orang semakin malas untuk melakukan sesuatu secara konvensional.Kebutuhan papan yang sekarang menjadi kebutuhan capital bagi setiap orang membuat bidang properti menjadi meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus urbanisasi dan dampak social yang terjadi. Mereka yang belum memiliki tempat tinggal secara permanen, telah membentuk lingkungan yang kumuh. Selain itu, pemanfaataan sumber daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa besar dampak yang akan terjadi, menambah kerusakan pada alam ini.Banyak sekali dampak yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak dimanfaatkan secara sebaik-baiknya. Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak yang terjadi akibat pengaruh dari kerusakan alam ini. Sekarang, ruang hijau menjadi semakin berkurang, dan resapan air juga semakin berkurang sehingga menyebabkan terjadinya banjir.Dengan danya Konsep Bangunan Go Green Masa Depan ini , saya rasa dapat menyelamatkan dunia kita iniGreen Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010)Green Architecture (Arsitektur Hijau)
Green arsitektur
         Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapanarsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh gambar-gambar bangunan yang menggunakan konsep Green Architecture.



Prinsip-prinsip Green Architecture


Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:

  1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
  2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
  3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
  4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
  5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
  6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
  7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:

  1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
  2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
  3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
  4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.

  1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
  2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
  3. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.



5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.



6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site. Ini Beberapa Konsep Bangunan Go Green Masa Depan:


The Modern Design of High Rise Building with Garden di Cina
MAD Architects telah merancang model bangunan yang akan berlokasi di Chonquing, Cina. Bangunan tinggi ini bukan desain bangunan kaku biasa. Ini adalah ide inovatif dalam desain bangunan. Bangunan futuristik dihubungkan oleh sebuah struktur silinder inti, setiap lantai telah ditempatkan sedikit dari pusat, memberikan tampilan gedung ini unik.Konsep dari susunan lantai menciptakan persepsi bahwa setiap lantai mengambang di atas yang lain. Di sini, di gedung ini, sifat dan kota metropolis perkotaan pencampuran menjadi hutan kota. Taman balkon adalah ide besar desain bangunan ramah lingkungan. 

The Interlace Residential Building di Singapore

The Interlace terdiri dari tiga puluh satu blok apartemen. Setiap blok memiliki enam lantai dan panjangnya identik. Blok ini ditumpuk dalam susunan heksagonal sekitar delapan halaman terbuka dan permeable skala besar. Bangunan hunian kontemporer ini terletak di situs delapan hektar di pegunungan hijau Selatan. Area situs 81.000 m2 untuk program ini: 1.040 asrama di 144.000 m2; clubhouse perumahan / fasilitas 1.500 m2; ritel 500m2; tambahan / core / MEP 24.000 m2; parkir bawah tanah 2.600 ruang. Total area lantai dibangun 170.000 m2. Tinggi blok perumahan adalah 83m dengan 24 lantai atas dan satu ruang bawah tanah dengan dimensi 16,5 x 70m. OMA Architects telah merancang bangunan tinggi mengingat fitur kesinambungan melalui analisis mendalam dari matahari, angin, dan kondisi iklim mikro dan integrasi strategi energi rendah dampak pasif. 

Vertical Village -Mix- use Building wiht Solar Panels in Dubai

Vertikal Village adalah bangunan tinggi yang dirancang untuk mengurangi keuntungan dan memaksimalkan produksi surya surya. Untuk mengurangi penetrasi matahari, di sisi utara dan pada arah timur-barat bangunan ini menggunakan campuran self-teduh. Agregasi energi matahari dimaksimalkan oleh kolektor surya di sebelah selatan. Bangunan ini memiliki bentuk sudut futuristik seperti jaring laba-laba. Gedung ini dimaksudkan untuk mendapatkan Sertifikat Emas LEED. 

Eco-Frendly Tower Design in Singapore















Singapura juga akan memiliki bangunan yang indah tinggi dengan perusahaan EDITT Tower (Ecological Design in the Tropics). Proyek ini akan dibangun dengan dukungan finansial dari National University. Desain menara ini terdiri dari 26 lantai dengan panel fotovoltaik. Bangunan pencakar langit akan menggunakan vegetasi organik untuk membungkus bangunan yang juga berfungsi sebagai insulator dinding hidup. Proyek ini diambil oleh T.R.Hamzah & Yeang dan dirancang untuk mengumpulkan air hujan, baik untuk irigasi tanaman dan kebutuhannya. 

The Reflection Building Design Kepley Bay di Singapore


















Daniel Libeskind telah merancang menara Refleksi di Keppel Bay, Singapura. Menara yang terletak di pintu masuk ke pelabuhan Singapura Keppel bersejarah. Rancangan proyek duduk sekitar 84.000 meter persegi tanah dengan luas garis pantai 750 meter.Pengembangan tepi laut ini terdiri dari enam menara bertingkat tinggi, beberapa dihubungkan oleh skybridges, dan luas low-rise villa. Kompleks bangunan ini menampung 1.129 unit rumah. Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan interaksi dengan laut dan panorama indah sekitarnya termasuk mount faber, lapangan golf club Keppel, Labrador Park, sentosa dan resor terpadu kota mendatang. 

The Design of Saudi Arabia Pavilion di Sanghai (World Expo 2010)
Proyek ini merupakan kombinasi dari desainer Cina dan Saudi. Saudi Arabia Pavilion untuk Shanghai World Expo 2010 ini dirancang untuk menjadi duplikasi Arab Saudi. Desain paviliun melakukan "perahu bulan" bentuk yang dikelilingi oleh padang pasir dan laut. Ada 150 kurma sekarang ditanam di paviliun. Sebuah layar IMAX besar menjadi daya tarik utama dengan 1600 meter persegi dalam jumlah besar. Layar ini akan menyajikan film pendek.

The Design of Fake Hill Residential Building di China

Pertumbuhan penduduk China yang cepat kebutuhan ketersediaan ekonomis perumahan. Ini di bawah proyek konstruksi merupakan salah satu solusi inovatif arsitektur. Bukit Fake merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak di situs tepi laut di Beihai, China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan, kantor dan fasilitas hotel di luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan situs 109.203 meter persegi. Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di berbagai puncaknya 106-194 m.Desain bangunan didasarkan pada dua tipologi untuk pembangunan perumahan, yaitu naik gedung tinggi dan panjang blok low rise. Sama seperti bentuk bukit, bentuk ini diwakili situs topologi dan juga untuk memaksimalkan pemandangan. Ini akan membangun landmark telah mengubah obsesi arsitektur tradisional Cina dengan alam dengan menciptakan sebuah struktur yang menjadi bentuk alami buatan manusia itu sendiri. Design by MAD.

McAllen Building in Massachussets di Amerika Serikat
Kantor Arsitek dA telah dirancang MacAllen Bangunan dalam revitalisasi perkotaan Selatan Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Bangunan hunian ini terletak di wilayah proyek 32.516 meter persegi. Ini desain bangunan disesuaikan dengan skala yang berbeda dan konfigurasi perkotaan karena situs peralihan yang menjadi perantara antara landai off-jalan raya, sebuah kain perumahan tua, dan zona industri. Desain ini juga menanggapi kondisi yang ada dan iklim. Sebagai hasil dari desain rumah yang berkelanjutan, bangunan MacAllen menerima sertifikasi LEED Gold. 

Vertical Farm for Futuristic London Bridge Proposal by Chetwood

Arsitek Chetwood telah memenangkan kompetisi arsitektur untuk merancang hunian baru London Bridge. Laurie Chetwood telah merancang pertanian vertikal dan pasar umum pada desain nya versi hunian baru dari London Bridge. Konsep ini dibuat di Jembatan London sebagai tempat pertemuan pusat dan tempat untuk berkumpul, dan juga tempat perdagangan. Jembatan yang melintasi Sungai Thames yang berpusat pada 2 elemen utama - sebuah pertanian vertikal dan pusat komersial untuk pasar makanan segar, kafe, restoran, dan akomodasi perumahan. Sebuah dermaga dihubungkan dengan jembatan memungkinkan barang yang harus dikirim dan membeli pada tingkat air dan bahkan lebih menghasilkan yang akan ditanam melalui hidroponik. Dua pasar menghasilkan akan ditempatkan pada kedua sisi jembatan, satu pasar grosir dan pasar yang lain organik publik.


Energi terbarukan juga akan diberikan dalam desain jembatan baru. Sebuah ide cemerlang efisiensi penggunaan air dan pemanas efisien dan teknologi pendinginan telah diluncurkan oleh pemenang. Pertanian vertikal akan melayani menara pendingin, menggambar udara dingin di tingkat jembatan dan, sementara udara panas terdorong keluar melalui bagian atas. Ventilasi alami ini juga kekuatan turbin axiswind vertikal ditempatkan di puncak menara. Pemanasan surya untuk air panas terjadi dalam gulungan konveksi, sementara EFTE atas inti dari pertanian menyediakan kulit PV ringan surya untuk pembangkit listrik. Setiap kelebihan panas tidak diperlukan untuk pertanian akan diberikan kepada pengecer. Koleksi Air hujan akan pergi untuk mendukung toilet dan pertanian hidroponik, dan abu-abu-air akan diperlakukan dan didaur ulang.

ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN


            Berdasarkan kamus,  kata arsitektur (architecture),  berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya,  yaitu Archi = kepala,  dan techton = adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang,  maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia,  arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan,  ilmu,  teknologi,  dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan,  sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia.

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,  arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,  mulai dari level makro yaitu perencanaan kota,  perancangan perkotaan,  arsitektur lanskap,  hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,  desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah,  air,  energi surya,  mineral,  serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan,  dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah,  udara,  air,  iklim,  kelembaban,  cahaya,  bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,  hewan,  manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ekologi.
Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota,  landscape planning,  urban design,  interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam,  yang meliputi air,  tanah,  udara,  iklim,  cahaya,  bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur).


BANGUNAN HEMAT ENERGI
     Green construction atau konstruksi hijau adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi  yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian  energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang, dengan bentuk usaha  saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan.  Perencanaan konstruksi hijau ini menghasilkan  desain  sistem bangunan yang effisien dalam menggunakan  energi, menggunakan material yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dan digunakan kembali serta mendukung konsep efisiensi energi.
     Pemilihan material  yang dapat diperbaharui,  di daur ulang dan digunakan kembali  diharapkan dapat meninggalkan jejak yang sesedikit mungkin pada lingkungan. Semua konsep keberpihakan terhadap lingkungan tersebut juga mempertimbangkan efektivitas biaya dan kemudahan pemeliharaan, sehingga memberikan keuntungan bagi para stake holder proses konstruksi tersebut. Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa desain konstruksi yang memperoleh award   sebagai desain bangunan yang hemat energi, dimana sistem bangunan yang didesain dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Selain itu berbagai terobosan baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai material struktur yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian fly ash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pra cetak. Selain itu terobosan sistem pelaksanaan konstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian  material kayu sebagai perancah.
     Di Indonesia sendiri memiliki standar-standar yang harus ada dalam bangunan hemat energi, yaitu:
  • SNI 6389:2011, Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung.
  • SNI 6390:2011, Konservasi energi tata udara bangunan gedung.
  • SNI 6197:2011, Konservasi energi pada sistem pencahayaan.
  • SNI 6196:2011, Prosedur audit energi pada bangunan gedung.

PRINSIP – PRINSIP BANGUNAN HEMAT ENERGI
  •  Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
  • Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
  • Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang / Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
  • Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
  • Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
  • Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan: Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.CONTOH BANGUNAN HEMAT ENERGI

    1. PEARL RIVER TOWER
    Pearl River Tower yang berdiri kokoh di Guangzhou, China, disebut sebagai salah satu arsitektur paling hemat energi di dunia. Dirancang oleh sebuah perusahaan yang berbasis di Chicago, Skidmore, Owings & Merrill (SOM), tujuan awal dari desain Pearl River Tower adalah untuk membangun sebuah gedung hemat energi.


    Bangunan megah itu mengonsumsi energi 60% lebih sedikit dari bangunan dengan ukuran serupa. Pearl River Tower memanfaatkan angin untuk memenuhi kebutuhan energinya, yang mengarahkan angin ke empat bukaan di lantai mekanik bangunan tersebut.
    Selain mengemudikan turbin, angin yang ditarik juga diarahkan seluruh sistem ventilasi menara.

     Panel surya skala besar dipasang pada bangunan fasad untuk menghasilkan energi dari sinar matahari. Penggunaan pencahayaan alami dimaksimalkan melalui kontrol yang merespon terhadap cahaya dan diintegrasikan ke dalam sistem tirai otomatis. Tirai itu sendiri dilengkapi dengan sel fotovoltaik, jadi bahkan ketika tirai ditutup, energi matahari masih tetap dapat dipanen.


    2. KIKO HOUSE
         Kiko House, rumah tinggal dengan konsep hemat energi yang praktis ini terletak di Tyrol, Austria, dengan luas total 2583 m2. Pemiliknya yaitu sebuah keluarga kecil dengan 2 putri menginginkan konsep yang berbeda untuk rumah mereka ini. Pasangan suami istri ini menginginkan rumah yang terbuka antara interior dan eksteriornya, sedangkan kedua putrinya memimpikan rumah dengan sebuah menara tinggi untuk kamar tidurnya. Maka hasil akhirnya, sebuah rumah dua lantai dengan pemandangan terbuka ke taman yang luas.

         Rumah terbagi menjadi 2 bagian, bagian pertama merupakan living area terletak di tengah dan dua boks hijau yang berfungsi sebagai garasi dan ruangan kosong diletakkan di luar bangunan utama. Ruangan utama terdiri dari lantai 1 yang merupakan area publik seperti meja makan dan dapur, lantai ke dua terdiri dari kamar tidur dan kamar anak yang mengelilingi sebuah ruang kerja dengan pemandangan langsung ke jalan.

         Yang unik adalah dibuatnya 2 buah gelembung transparan yang kemudian diisi dengan kursi gantun yang bisa berputar untuk tempat duduk anak-anak. Bukaan di seluruh bagian rumah memungkinkan pemilik bisa mengakses pemandangan dari berbagai sudut rumah. Sebagai tambahan, rumah ini menyimpan banyak energi akibat melimpahnya pencahayaan dan penghawaan alami yang ada.


    3. BAHRAIN WORLD TRADE CENTER
    Bahrain World Center atau Bahrain WTC, berlokasi di Al-Manamah, Bahrain, dengan arsitek Shaun Killa (Atkins).

         Keunikan desain dari bangunan ini adalah penggunaan Green Technology. Arsiteknya yaitu Shaun Killa. Dia terinspirasi dari bentukkan layar kapal tradisional, dan pemanfaatan energi angin untuk dapat berlayar. Inspirasi tersebut membuat Killla mendapatkan ide untuk konsep bangunannya. Penerapan konsep pada bangunan ini terlihat pada desain bangunan yaitu 2 skyscrapers yang menyerupai dua layar kapal yang mengembang. Skycrapers tersebut dihubungkan dengan 3 jembatan yang berfungsi juga sebagai pemegang wind turbin.
            
         Bentukkan skyscrapers mengarahkan angin menuju wind turbin. Wind turbin akan menangkap energi angin merubahnya menjadi energi listrik. Untuk dapat menerapkan konsep tersebut Killa mencari lokasi yang tepat. Desain jembatan  menjadi perhatian dalam bangunan ini, disebabkan jembatan menerima getaran dari wind turbin. Killa juga mendesain facade bangunan dengan menggunakan double glass untuk memperkecil beban AC.




    Sumber :
    http://arsitekturlingkungan.blogspot.co.id
    http://thegreatarsitektur.blogspot.co.id

Kritik Arsitektur, Kritik Normatif Revitalisasi dan Renovasi Pasar Cisalak

PEMKOT PAGARI PASAR CISALAK, RENOVASI TAK LIBATKAN PEDAGANG PICU PROTES DAN PENOLAKAN WARGA SEKITAR      Revitalisasi Pasar Cis...